Hoax-Hoax Bedebah Tambang

Teori Relativitas yang dikemukakan oleh Einstein pada tahun 1906 - menyatakan bahwa tidak ada benda yang mampu bergerak lebih cepat dari cahaya. Teori ini bertahan selama hampir 100 tahun - hingga boom sosial media di awal tahun 2000-an. 

 

Dalam dunia digital ini propagasi informasi terjadi sangat cepat - dalam hitungan detik bisa menjangkau ratusan juta manusia dan menempuh jarak jutaan kilometer. Jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya yang hanya mampu menempuh jarak 300.000 km setiap detiknya. Jika informasi yang dibawa adalah hoax, fitnah atau berita negatif jenis lainnya maka propagasi informasi ini akan jauh lebih cepat;  Coba perhatikan 2 judul berita ini; "Rio Haryanto berhasil mendapatkan tiket untuk berlaga di Formula 1" dan berita satu lagi "Syaiful Jamil tertangkap kamera menghisap anunya ABG". Kira-kira mana yang akan anda klik duluan?

 

Hal ini juga terjadi di dunia tambang, informasi-informasi negatif yang cenderung bersifat hoax atau fitnah ter-propagasi jauh lebih cepat dibandingkan berita positif yang mengandung kebenaran. Sebagai contoh kongkrit penulis ambil dari Newmont Group yang beroperasi di Minahasa dengan nama PT Newmont Minahasa Raya (PT NMR) dan satu lagi PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) yang sudah beroperasi selama 15 tahun terakhir di Kabupaten Sumbawa Barat. Perusahaan tambang ini memproduksi konsentrat tembaga, emas dan perak. Tercatat berbagai hoax, fitnah dan disinformasi jenis lainnya yang dilayangkan ke perusahaan ini. Mari kita telusuri satu per satu hoax-hoax yang pernah beredar di masyarakat tentang perusahaan ini, dan bagaimana sebenarnya fakta di lapangan.

Pit Batu Hijau PT NNT

Mendengar kata “Gawat!”, pasti membuat kita semua bertanya-tanya dan mulai ingin tahu apakah benar gawat adanya. Sudah tahu kan bahwa, sudah ada benda yang bisa bergerak lebih cepat dari cahaya? (baca disini ^_^)

 

Artikel ini akan membahas tuntas tas! tas! tentang dampak penambangan PT Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau terhadap naiknya permukaan air laut. Setiap warga Bumi dan juga warga Negara Indonesia berhak untuk menilai, menganalisa dan memperhitungkan kembali semua hitungan-hitungan penulis. Mari kita mulai.

 

Kita ketahui bersama bahwa PT Newmont Nusa Tenggara adalah perusahaan tambang yang sudah tahan banting dan berpengalaman dibombardir kiri-kanan dengan isu-isu negatif, hoax, fitnah dan saudara-saudaranya. Silakan baca artikel ini untuk lebih detail nya disini http://fotosintesa.com/portfolio/blog/knowledge/54-hoax-hoax-bedebah-tambang

 

Perusahaan ini memproduksi konsentrat tembaga sebanyak 2.000 - 4.000 ton per harinya dengan komposisi 20-30% tembaga (Cu), Emas (Au) 20-30 ppm, Perak (Ag) 30-50 ppm dan Besi (Fe) - 15-25%. 

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, secara geografis letak gunung ini berada di dua wilayah administratif, yaitu wilayah Kab Malang dan Lumajang.Gunung Semeru memiliki puncak ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Mahameru adalah sebutan untuk puncaknya dan Jonggring Saloko adalah nama kawahnya.

 

Gunung Semeru adalah gunung jenis stratovolcano aktiv yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kawasan ini berada dilahan seluas 50.273,3 Hektar. selain keindahan panorama alamnya, taman nasional ini juga kaya akan budaya (suku tengger). Inilah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.


Tanah tertinggi di pulau Jawa, Ranu Kumbolo, Soe Hok Gie, dan Film 5 cm. mungkin inilah beberapa kata yang terlintas dalam pikiran saat ini ketika kamu mendengar kata “Semeru”. Kata-kata itu seolah memiliki daya magnet tersendiri bagi pendengarnya yang tidak hanya terbatas pada kelompok pencinta alam maupun traveller.

Bali is Unique

“Do not die before you see Bali “

That’s one sentence that often said by lot of tourist after visiting this beautiful island. This island are well known for many others phrases like “Island of Gods” or “Island of Thousand Temples”.  A beautiful scenery is not enough for being called so; it is required unique tradition, rich culture and friendly local residence.

Bali has so many culture heritage, still adhered to, implemented and maintained well in the community. The invasion of foreign culture is unstoppable, except in this island. Western culture invaded some part of Balinese people life but the tradition is still well maintained.

Bali has not much to rely on, but tourism. Having a wide variety of diverse cultures and traditions certainly be an asset for Bali tourism business that everyone preserve and not to be affected by the periods of transition that is unstoppable. And the duty of the community to preserve Bali, not crushed or shifted due to the influence of today's modern world.

The persistence of such unique habits is mainly caused by the function Pekraman Village (Desa Pekraman) that still consistently applied to all customs rules, while maintaining the trust and confidence of religious communities, so as not eroded with the advancement of age and foreign influences.

These are the unique tradition and culture which you can only find in Bali.

Salam petualang untuk sahabat-sahabat pendaki Indonesia,

Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu; nama saya Putu Adi. Saya bukan siapa-siapa, hanya debu semesta yang hobi motret , mendaki dan membuat video sekaligus pemilik, pengelola dan kontributor tunggal untuk website www.fotosintesa.com.

Beberapa contoh video yang sudah saya buat bisa dilihat di bawah ini. Atau kunjungi channel saya langsung disini http://www.youtube.com/c/iputuid/videos

 

 

 

 

 

Selayang Pandang

Beberapa orang bijak mengatakan bahwa “Jangan tanya apa yang republik ini berikan padamu – tapi tanyakan apa yang sudah kamu berikan ke republik ini”. Nah, saya ingin memberikan sebuah persembahan untuk republik ini yaitu berupa video timelapse dari 72 puncak gunung di Indonesia. Kenapa angka 72? Karena rencananya video ini akan Go Live pada tanggal 17 Agustus 2017 – tepat di perayaan ulang tahun RI ke 72.

Judul videonya adalah “Timelapse Video from 72 Mountain Peak of Indonesia”. Kenapa dalam Bahasa Inggris? Karena ini akan menjadi moto saya yaitu “Tunjukan pada Dunia Betapa Indahnya Indonesia”.

Apa itu Video Timelapse?

Video timelapse adalah video yang dibuat dari kumpulan ratusan hingga ribuan foto dan digabung menjadi video yang seolah-olah dipercepat dari situasi aslinya. Contoh ada di link yang saya berikan diatas.

 

Bagaimana cara membuat video timelapse?

Video timelapse dibuat dengan beberapa step sebagai berikut;

  1. Persiapan dan perencanaan
  2. Pengambilan gambar
  3. Pengolahan di computer/perangkat digital.

Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat Video Timelapse?

  1. Kamera dengan fungsi intervalometer seperti Gopro atau Xiaomi. Bisa juga menggunakan kamera DSLR, tapi sayang kameranya karena DSLR ada komponen yang bergerak terus-menerus selama proses pengambilan gambar. Saya sudah korban 1 buah Nikon D7000 saat mengambil video timelapse di Bromo.
  2. Tripod – ini peralatan wajib. Karena kamera tidak boleh bergerak selama proses pengambilan gambar.
  3. Memory – ini standard untuk menyimpan hasil jepret.
  4. Komputer/digital data processor (HP, Tablet) – untuk pengolahan atau post processing.

 

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengambil 1 adegan?

Satu adegan timelapse (istilahnya footages) memerlukan sekitar 400-500 foto dengan interval 5 detik. Jadi satu adegan memerlukan waktu sekitar 2.500 detik atau  sekitar 42 menit.
JIka sudah diolah 500 foto tadi akan menjadi sebuah adegan/footages dengan durasi 17 detik (jika diputar dengan speed 30 frame per second – fps). Hal ini tidak berlaku untuk pengambilan gambar di malam hari.

 

Bantuan apa yang saya butuhkan untuk menyelesaikan project ini?

Untuk menyelesaikan project ini saya hanya butuh bantuan pengambilan gambar di setiap puncak gunung di Indonesia. Saya akan mengolah sendiri hasil jepretannya hingga menjadi sebuah adegan/footages timelapse.

Kenapa kok gak dikerjakan sendiri?

Terus terang saya punya keterbatasan waktu, dana dan tenaga untuk mendaki 72 gunung. Dengan kerjasama dari rekan-rekan pendaki tentunya proyek ini akan selesai lebih cepat dan lebih murah dibandingkan saya kerjakan sendiri.

Siapa saja yang boleh ikut berkontribusi untuk pengambilan gambar timelapse?

Seluruh warga negara Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras apalagi tingkat kegantengan..

Asalkan punya Gopro atau Xiaomi Yi dan tripod – bisa ikut berkontribusi.

 

Ada kompensasi gak?

Tentunya ada. Untuk setiap footages yang sukses dan memenuhi standar kualitas minimal akan saya bayar Rp. 25.000.

Jika ada 4 footages/adegan yang memenuhi standard kualitas minimal ya saya bayar Rp. 100.000

Mohon jangan disalah artikan, ini kompensasi hanya untuk mengganti biaya operasional – karena filenya perlu dikirim lagi (pakai CD atau upload di dropbox) dan ini perlu cost. Sekali lagi semangatnya; ini adalah hadiah ulang tahun untuk Indonesia.

Total footages yang akan saya pakai adalah 72 footages – jadi saya sudah menyiapkan sekitar Rp. 3.800.000 dari kocek pribadi untuk project ini. Plus biaya pengiriman khusus yang tidak punya akses internet untuk pengiriman file.

 

Apa itu standard kualitas minimal?

Video timelapse memerlukan sesuatu object yang bergerak perlahan. Contoh yang paling konkrit adalah awan di bawah horizon yang bergerak. Contoh foto sebagaimana dibawah.

Kualitas minimal artinya; kameranya tidak goyang – kemudian angle-nya pas dan exposurenya tepat.

Object-object timelapse yang menarik sebagai berikut;

  1. Awan yang bergerak dibawah horizon (atau di kaki gunung)
  2. Sunrise. 30 menit sebelum hingga 30 menit sesudah sunrise
  3. Star trail, tapi ini membutuhkan skill fotografi khusus. 

 

Bagaimana Teknis Pengiriman Filenya?

Hasil foto dari timelapse capture biasanya 400-500 foto yang total size-nya mencapai 2 GB. Pengiriman bisa dilakukan via dropbox atau bisa juga kirim via DVD (saya akan tanggung biaya pengirimannya – diluar dari kompensasi Rp. 25.000 diatas).

 

Copyright / Hak Cipta  

Sesuai dengan “best practice” dari dunia fotografi bahwa pemilik foto adalah yang memencet tombol shutter. Jadi semua foto adalah milik dari masing-masing kontributor. Jika ternyata ada pihak yang berencana melakukan pembelian terhadap foto maupun footage. Saya akan pastikan pemilik foto akan diberitahu tentang hal ini dan dibicarakan terpisah case per case.

 

Timbal balik

Semua kontributor akan ditayangkan di video dalam di bagian akhir dari video.

 

Gunung mana saja yang perlu di timelapse?

Semua gunung di Indonesia yang namanya dimulai dengan gunung. Misalnya gunung Bromo, gunung Semeru, gunung Rinjani, gunung Agung dan sebagainya?

 

Apakah bukit boleh di timelapse?

Jika dari bukit tersebut ada awan bergerak dibawah ketinggian kamera, jadi dipersilakan untuk di timelapse. Contohnya bukit Lolai di Toraja. Bukit Wawomeusa di Luwu Timur dan sebagainya.

Pertanyaan

Jika ada pertanyaan lebih lanjut bisa message di FB saya www.facebook.com/fotosintesa atau email di This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.  atau WA di 081355579479

List Gunung yang di target akan ditempatkan dibawah ini.

1. Gunung Bromo - done

2. Gunung Rinjani - done

3. Gunung Agung

4. Gunung Ijen - done

5. Gunung Raung

6.

7. 

8. dst

Jika rekan-rekan sudah siap dan untuk memudahkan komunikasi mohon untuk registrasi di form ini.

http://goo.gl/forms/AmdANN4LB4rJvXU82 

 

 

Mari tunjukan pada dunia, Indahnya Indonesia

...

...

...

Introduction

Nickel, a versatile and essential metal, plays a crucial role in various industries, from stainless steel production to electric vehicle (EV) batteries. As global demand for nickel continues to rise, understanding the distribution of nickel reserves by country becomes essential for ensuring a stable supply chain and anticipating future trends. In this article, we will delve into the world's nickel reserves, highlighting key countries and trends shaping the nickel market.

 

 

Nickel Reserves: An Overview

Nickel is a transition metal known for its corrosion resistance, high melting point, and conductivity, making it an invaluable component in many industrial applications. The largest use of nickel is in stainless steel production, accounting for about two-thirds of global consumption. However, the growing demand for EV batteries has added a new dimension to the nickel market, as the metal is a vital component in lithium-ion batteries.

 

Key Players in Nickel Reserves

1. Indonesia: As of the latest data, Indonesia is the world's largest producer of nickel, boasting vast reserves estimated at around 21% of global totals. The country has been a significant player in the nickel market due to its abundant laterite nickel resources. With a focus on expanding its refining capacity and increasing nickel production, Indonesia remains a dominant force in the global nickel landscape.

2. Philippines: Another major contributor to the world's nickel reserves is the Philippines. The country's nickel production is primarily sourced from laterite deposits and ranks among the top nickel producers globally. The Philippines has faced some environmental challenges due to its mining practices, but efforts have been made to strike a balance between resource exploitation and sustainable development.

3. Russia: Russia holds substantial nickel reserves, mainly located in the Norilsk-Talnakh region of Siberia. The country's nickel production is largely associated with the mining of sulfide deposits. Russia's mining operations are characterized by their scale and technological advancements, making them key players in the global nickel industry.

4. New Caledonia: This French overseas territory in the Pacific holds significant nickel deposits, primarily in the form of laterite ores. New Caledonia has become a focal point due to its high-grade nickel resources, but environmental concerns and regulatory challenges have influenced its production levels.

5. Australia: Australia boasts substantial nickel reserves, with most of its production coming from Western Australia. The country has a diversified portfolio of nickel resources, including both laterite and sulfide deposits. With the rise of EVs, Australia's nickel industry has the potential to further expand to meet the demand for battery materials.

Trends Shaping the Nickel Market

1. Electric Vehicle Revolution: The increasing adoption of electric vehicles is a significant driver of nickel demand. Nickel is a key component in the cathodes of lithium-ion batteries used in EVs, enhancing energy density and overall performance. As countries worldwide push for cleaner transportation alternatives, the nickel market is expected to experience sustained growth.

2. Sustainability and Environmental Concerns: Nickel mining and processing can have environmental impacts, especially when not managed responsibly. Sustainable mining practices and the development of cleaner extraction technologies are gaining importance to minimize the ecological footprint of the nickel industry.

3. Exploration and Investment: With the growing demand for nickel, exploration and investment in new deposits have become critical. Companies are actively seeking out new sources of nickel to ensure a stable supply chain and avoid potential shortages in the future.

4. Recycling Efforts: As the emphasis on circular economies grows, efforts to recycle and reuse nickel from discarded products, including batteries, are gaining momentum. Recycling can help reduce the pressure on primary nickel resources and mitigate environmental concerns associated with mining.

 

 

How much does total Nickel on Earth (Including on the core).

 

The exact total mass of nickel present on Earth, including in its core, is not precisely known due to the difficulty of directly measuring the Earth's core and its composition. However, scientists have estimated the composition of the Earth's core based on various geological and seismological data.

The Earth's core is primarily composed of iron, with smaller amounts of nickel and other elements. It is generally estimated that nickel constitutes around 5-6% of the Earth's core by weight. The core's estimated mass is about 1.7% of the Earth's total mass. Given these estimates, we can provide a rough calculation of the total mass of nickel on Earth:

Earth's total mass ≈ 5.972 × 10^24 kilograms
Core's estimated mass ≈ 1.7% of Earth's total mass = 1.017 × 10^23 kilograms
Nickel's proportion in the core ≈ 5-6% (taking the average, which is 5.5%)
Mass of nickel in Earth's core ≈ (5.5% × Core's estimated mass) = 5.589 × 10^21 kilograms

However, it's important to note that these numbers are based on estimates and models, and our understanding of the Earth's composition, particularly its core, continues to evolve as scientific research advances.

Conclusion

Nickel plays an indispensable role in modern industries, and its demand is expected to soar with the proliferation of electric vehicles and sustainable technologies. Understanding the distribution of nickel reserves by country provides insights into the dynamics that shape the global nickel market. As the world navigates toward a more sustainable future, responsible mining practices, technological innovation, and recycling efforts will be pivotal in ensuring a steady supply of this valuable metal.

References

esdm.go.id/assets/booklet/tambang-2020/Booklet-Nikel-FA.pdf

https://www.nsenergybusiness.com/features/nickel-reserves-countries/

https://www.statista.com/statistics/264642/nickel-mine-production-by-country/

https://investingnews.com/daily/resource-investing/base-metals-investing/nickel-investing/nickel-reserves-by-country/