Apakah kita sendirian di alam semesta?
Ini pertanyaan menggelitik. Mungkin pertanyaan yang sama ditanyakan oleh orang-orang di kepulauan Hawai di jaman pra-sejarah ketika belum ditemukan alat transportasi laut yang bernama perahu. “Kayaknya manusia cuman ada di kepulauan Hawai deh Brow!!!” begitu mungkin kalimat yang mereka ucapkan kala itu. Sebagai landasan, artikel ini mungkin akan bertentangan dengan teori-teori lain dan mohon dibaca dengan kepala dingin.
Zona Goldilock
Makanan apa pula itu bah? Jadi ceritanya begini. Menurut jurnal-jurnal, film-film science non-fiction dan video youtube – Zona Goldilock merupakan zona keberuntungan. Kenapa dibilang beruntung? Karena hal-hal berikut.
- Jarak Bumi dengan Matahari – 5 menit jikalau pakai kendaraan yang kecepatannya 300.000 km per detik.
- Suhunya pas – gak panas-panas amat. Gak dingin-dingin amat. Jadi komponen utama kehidupan yaitu air – berada pada kondisi cair. Kalau terlalu panas airnya jadi uap. Kalau terlalu dingin, airnya jadi beku.
- Pertanyaan berikutnya? Berapakah kemungkinan sebuah planet berada pada Zona Goldilock? Kemungkinannya sangat kecil. Saat proses pembentukan alam semesta yang acak (sekali lagi kita bicara teori fisika modern – jadi tidak ada sangkut pautnya dengan teori “Creationism/penciptaan”) – Terbentuklah ruang (atau istilah lainnya adalah Ether atau Akasa) beserta isi dari ruang yang dimaksud. Isinya bisa macam-macam; mulai dari proton, electron, quark dan pernak-perniknya, energy beserta assesoriesnya, pernak-pernik elektromagnetik, pernak-pernik nuklir dan lain sebagainya yang saya tidak tahu. Ruang terbentuk bersamaan dengan item-item yang disebutkan sebelumnya.
Pertanyaan berikutnya lagi; Ketika ruang terbentuk, benda apa yang didesak/digantikan oleh ruang yang terbentuk ini? Misalnya gini, kalo kita meniup balon. Maka benda yang didesak oleh menggelembungnya balon ini adalah udara atau atmosfer. Nah, ketika ruang/ether alam semesta ini terbentuk, benda apa yang didesak oleh ruang baru ini? Memang bikin bingung kalo masih cara pikirnya 3 dimensi. Disini tibalah titik kemampuan manusia yang terbatas – dimana kita berucap “Rahasia sang Pencipta yang bersifat tidak terpikirkan”
Oke, kembali ke cerita sebelumnya. Ketika ruang terbentuk yang dibarengi oleh proton, netron dan electron - demikian pula unsur-unsur kimia dasar. Misalnya Hidrogen deh (H), yang paling sederhana dengan 1 proton dan 1 elektronya. Termasuk unsur-unsur kimia dasar lainnya (baca tabel periodik untuk lebih detailnya). Unsur-unsur ini terhambur bebas di ruang alam semesta dan ketika motion/pergerakannya mulai agak stabil – maka hukum gravitasi mulai mengambil alih. Setiap masa akan menghasilkan gravitasi yang sebanding dengan masanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya – Hukum I Newton. Berkumpulnya unsur-unsur ini (sebagian menjadi senyawa semacam O2, H2O, NO2, CO2, FeO2 dan sebagainya):
- ada yang membentuk bintang semacam Matahari dan Alpha Centaury
- ada yang jadi planet semacam bumi, satellite/bulan
- ada yang membentuk asteroid
- bahkan ada yang jadi Galaxy
- Jika terlalu banyak massa yang terkumpul – gravitasinya akan sangat besar sekali. Bahasa jawanya “Collage on her own weight”. Bahkan cahaya pun tidak bisa keluar dari benda ini. Udah tahu kan dikasi nama apa?
- Kembali ke Zona Goldilock. Ada berapa galaxy yang terbentuk di alam semesta ini? Menurut para ahli (yang bukan abal-abal) – Triliunan Galaxy yang terbentuk di alam semesta. Dalam setiap Galaxy ada berapa bintang? Milyaran bintang dalam 1 Galaxy. Iseng banget ngitungin benda sebanyak ini. Tapi bodo ah!!
Terus, dalam 1 bintang ada berapa planet? Anggaplah rata-rata 10. Jadi ada berapa planet di alam semesta ini? 10 x 99 Milyar x 99 Triliun = 100.000.000.000.000.000.000.000.000 planet.
Tadi ada yang nulis diatas bahwa kemungkinan planet berada pada zona goldilocks sangat-sangat kecil (anggaplah 0,000000000000000000001%) – jadi langsung saja, ada 1000 planet yang kemungkinan berada di zona Goldilock.
Kembali ke pertanyaan awal – apakah kita umat manusia sendirian di alam semesta ini? Jawabannya sudah pasti 99% tidak.
Diantara 1.000 planet tadi kemungkinan ada makhluk hidup yang berbahan dasar air.
Makhluk Hidup non Air
Apa pula ini bah? Coba pelan-pelan kita masuk ke dalam definisi Makhluk Hidup.
Dalam biologi dan ekologi, organisme (bahasa Yunani: organon yang berarti alat) adalah kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Yang memiliki ciri sebagai berikut:
- Memerlukan nutrisi/makanan
- Bernafas
- Bergerak
- Tumbuh
- Berkembang biak
- Peka terhadap rangsang
- Beradaptasi, serta terdapat susunan kimia
- Mengeluarkan zat sisa
Dari definisi diatas, di Bumi - semua makhluk hidup memilik bahan dasar air, karena situasi air di Bumi pada suhu yang tepat untuk menjadi bentuk cair. Bentuk cair artinya mudah melakukan berbagai proses. Bandingkan saat situasi beku atau situasi dalam bentuk uap air. Susah bukan ngurusin yang keras atau ngurusin yang dalam bentuk udara.
Bayangkan kembali jika 100 T kuadrat planet tadi - ada makhluk hidup yang tidak berbahan dasar air. Misalkan di planet dengan kode XYZ12345 - memiliki banyak senyawa lain - katakanlah H2S. Dengan gravitasi yang tepat, suhu yang pas, rotasi plane yang pas. Dimungkinkan juga menghasilkan makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diatas.
Kembali lagi ke pertanyaan awal – apakah kita umat manusia sendirian di alam semesta ini? Jawabannya sudah pasti 99% tidak.

Beberapa waktu lalu saya agak kaget mendengar cerita seorang teman saya tentang anak buahnya yang dua-duanya bekerja di Jakarta. Tempat gemerlap yang sering disapa sebagai "The City that never sleep".
Sebutlah teman saya ini namanya Bunga (nama samaran); Beliau punya anak buah yang bernama Mawar yang usianya tidak jauh berbeda. Karena tuntutan pekerjaan, Bunga mengajak Mawar untuk pergi ke luar kota berkunjung ke pabrik yang letaknya jauh dari perkotaan dan relatif ada sedikit sekali penerangan dari lampu listrik; saat itu malam hari selepas makan malam dan Mawar bertanya kepada Bunga "Kak Bunga, apa itu di langit seperti titik-titik bercahaya?". Bunga terheran tentang apa yang dibicarakan. Setelah beberapa lama "back and forth" Mawar menunjuk dan menjelaskan, Bunga baru menyadari bahwa yang dimaksud adalah kerlip bintang di langit. Iya betul, selama di Jakarta dari kecil hingga lulus kuliah bahkan hingga bekerja; Mawar tidak pernah melihat yang namanya Bintang.
Begitulah efek dari polusi cahaya di Jakarta dan di beberapa kota lainnya. Bahkan di Newyork, saat terjadi bencana "Black Out" dimana semua listrik mati total, polisi menerima banyak laporan tentang benda-benda kecil bercahaya di langit, sebagian berbentuk seperti kabut. Dan yang mereka maksud adalah bintang dan galaksi Bimasakti atau Milkyway. Saat saya masih SD, kebetulan tinggalnya di sebuah desa pinggiran kota di kota Tabanan - Bali. Tidak banyak polusi cahaya waktu itu, jadi pada musim-musim cerah; jelas sekali terlihat banyak sekali kabut. Waktu itu penjelasan dari guru-guru saya, itu adalah asteroid (SD kelas 5sudah diajari tentang benda-benda langit). Saya juga mempercayainya, hingga akhirnya baru tersadar yang saya lihat selama ini adalah gugusan galaksi Bimasakti atau Milkyway di tahun 2008/2009 (hampir 20 tahun juga saya berprasangka salah kepada benda ini).
Read more: Pertama Kali Melihat Bintang, Setelah Umurku 21 Tahun
Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, secara geografis letak gunung ini berada di dua wilayah administratif, yaitu wilayah Kab Malang dan Lumajang.Gunung Semeru memiliki puncak ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Mahameru adalah sebutan untuk puncaknya dan Jonggring Saloko adalah nama kawahnya.
Gunung Semeru adalah gunung jenis stratovolcano aktiv yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Kawasan ini berada dilahan seluas 50.273,3 Hektar. selain keindahan panorama alamnya, taman nasional ini juga kaya akan budaya (suku tengger). Inilah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Tanah tertinggi di pulau Jawa, Ranu Kumbolo, Soe Hok Gie, dan Film 5 cm. mungkin inilah beberapa kata yang terlintas dalam pikiran saat ini ketika kamu mendengar kata “Semeru”. Kata-kata itu seolah memiliki daya magnet tersendiri bagi pendengarnya yang tidak hanya terbatas pada kelompok pencinta alam maupun traveller.

Tahukah anda bahwa Indonesia memiliki danau yang terkenal di manca negara dan patut dibanggakan, danau tersebut bernama Matano. Danau ini termasuk salah satu kawasan konservasi taman wisata alam dengan dengan nama Taman Wisata Alam Danau Matano, Taman Wisata Alam Danau Mahalona, dan Taman Wisata Alam Danau Towuti melalui surat Keputusan No. 274/KPTS/UM/4/1979 tanggal 24 April 1979. Dengan kedalaman mencapai 590 meter dan merupakan danau terdalam di Asia Tenggara dan danau terdalam nomer 11 di dunia.
Danau Matano merupakan danau yang unik. Artinya bahwa danau ini tidak ada duanya di dunia dari ciri-ciri fisisnya. Nah, apa saja keunikan danau ini?
1. Matano adalah Salah Satu Danau Purba
Danau Matano terbentuk dari patahan (strike-slip fault) akibat aktivitas tektonik yang terjadi pada masa Pleosen. Umur danau diperkirakan berkisar antara 1-4 juta tahun yang lalu.Berdasarkan analisa karakteristik endapan, Danau Matano merupakan danau tertua di antara empat danau lainnya yang membentuk sistem danau Malili (Towuti, Mahalona, Masapi, Lontoa).
Dengan umur mencapai jutaan tahun, Danau Matano merupakan salah satu danau purba di dunia. Sampai saat ini para ilmuwan telah mengidentifikasi setidaknya 10 danau purba di dunia antara lain, Danau Matano, Danau Poso, Danau Biwa, Danau Baikal, Danau Kaspia, Danau Tanganyika, Danau Victoria, Danau Malawi, Danau Ohrid dan Danau Titicaca.